13.9.07

dalam rindu ramadhan

saut surau mulai menyeru
penuh rindu menyebut nama-Mu

takkan sepi malam di kala itu
basah dzikir warnai hariku

suci ayat-Mu terkumandang selalu
teduh hati kala mengingat-Mu

lapar dahaga bukanlah duka
karena cintaku pada Yang Esa

Ya Rahman,
teguhkanku dalam iman
Ya Rohim,
sempurnakanku sebagai muslim

sungguh indah engkau ramadhan
yang kan selalu jadi dambaan

sungguh indah engkau ramadhan
salamku untukmu di tahun depan

13-09-07 22:11

roman tentang seorang hawa

lagu terangkai dengan merdu
mencuri mata yang telah layu
teruntuk kata tanpa jemu
bagi mereka di sekitarmu

dalam roman penuh nada
kisahmu kan terukir nyata
dari tinta seorang pujangga
tentang hidup seorang hawa

malaikat sore setia mendampingimu
membawa terbang ke segala penjuru
menantikan hari dengan senyummu
berharap pagi akan merindu

13-09-07 17:06

12.9.07

sambut rumput pada ufuk

inspired from someone's writing

hijau rumput memandang
tetap bertahan dalam setiap injakan

yang membekas, walau ingin ku lepas
yang dalam, walau aku pun tak paham

diantara hamparan yang begitu luas
tertiup angin dengan lepas

lelahku dalam merasa
bayang hitam yang terus meraja
tanpa gontai sambut menerpa
berharap langit turun menepis duka

karena rupa yang terus saja sama
karena aku tak tahu mengapa

tetap berkata walau tanpa suara
dan terus terbawa

perlahan menapaki
menanti di ufuk yang kucari
disitu pun aku berdiri

12-09-07 17:29

cerita malam

menghirup senja
ditemani malam cerah

aku ada
karena hati yang lelah

mengharapkan sapa dari awan
menantikan pagi tetap terjelang

syahdu kata tak lagi bermakna
hanya hampa yang mungkin terasa

12-09-07 12.10

11.9.07

sajak angin untuk hujan

mengamati setiap tetes yg membasahi
meresap hingga ke pori-pori
lirih larut membayangi
yang tak sirna ditelan mentari

rintik hujan tak henti mengairi
mewarnai angin yang mengiringi

semakin deras hujan berhembus
terus mengguyur dan tak terukur

lalu,
biarkan angin membisu
tetap menunggu hingga hujan berlalu

biarkan begitu
cukup biarkan seperti itu

11-09-07 23:09

10.9.07

hari itu....

sepi langit di tengah cerahnya hari
tanpa awan yang menari-menari seperti biasa
sejuk terasa walau panas mendera

menuai sejuknya butiran semilir angin
diiringi lukisan debu di hamparan
menetapi langkah dengan senyum terkembang

sahut kata terukir merdu
walau beku rasa jiwaku untuk itu
tetap merajut simpul-simpul yang semakin tak menentu

begitulah hari itu kulalui
berharap ini semua bukan hanya lelah hati
yang terus menghantui

10-09-07 19:08

jeram menderu

menapaki hilir penuh liku
terlarut akan jeram tanpa ragu

terus melaju...
menyelami gelombang-gelombang di setiap sudut
tak peduli rintih yang tersipu
melebur dalam setiap ayunanku

kala arus-arus itu pun menderu
melumpuhkan sendi-sendi hidupku
seperti diriku padamu dulu
silih berganti tanpa jemu

hanya hampa yang terus memburu
membiru tanpa sendu

20-08-07 17:52

hembusan sepoi dalam badai

inspired from friend's story

gemeruh badai itulah diriku
menyapu setiap hamparan di hadapan
berhembus tanpa peduli
menyapa langit dan awan sesuka hati

ku tiupkan nada-nada keluh kesahku
ditemani dawai dalam genggaman
setiap pagi setiap malam
agar mereka semua tahu
ku ingin kau di pundakku

lelahku dalam gemuruh
bergelombang melawan laju roda

saat sambut senyummu meniup hatiku
tak ada lagi seperti dulu
hingga aku mampu sepoikan dunia

entah mengapa gemuruhku gerimiskan hatimu
ku rindu lembut tiupanmu
yang mampu meruntuhkan ego-egoku

tetaplah berhembus bersamaku
menatap angkasa mengukir dunia

karena aku takut
badai jiwaku yang lalu
sanggup tenggelamkanku dalam sedihku

kembalilah untukku.. sejukkan hasratku


17-08-07 15:45

seberkas cahaya

seberkas cahaya itu datang begitu saja
mengetuk mata yang telah lama terpejam
yang telah lupa akan indahnya kilauan
dan terlelap dalam alunan semu

mungkin hanya sekejap
memang begitu adanya
tetapi sinarnya begitu melekat

biasnya mampu menerangi celah-celah yang kosong
gelap bagai ruang pengap
tertutup rapat
hingga tak tahu arah yang dituju
kemana harus menyusuri setiap langkah-langkahku

akankah itu untukku
atau untuk siapa?

17-08-07 10.25

tulisan yang terdiam

menulis disini tentang apa yang aku tulis
terpaku akan satu
yang mungkinpun aku tak tahu
dan aku tetap membisu
diam membeku dalam anganku

tanpa sadar...
mengalir lembut ke dalam nadi-nadi
saraf-saraf tak terlupa tersusupi
begitu halus... begitu lembut...

banyak suara tak henti-hentinya berkata
dengungan-dengungan yang begitu mengiris-iris
bertubi-bertubi hingga tak berasa lagi

walaupun begitu
mereka tidak akan pernah tahu
begitupun juga kamu

karena aku ingin begitu.


16-08-07 22:22